26 Agustus 2008

Ditemukan 10 Planet Baru di Luar Tata Surya


Sebuah kelompok astronom internasional telah menemukan 10 planet baru yang pusat orbitnya bukan matahari. Tim itu menggunakan kamera robotik yang mendapatkan informasi cukup banyak tentang dunia lain tersebut, bahkan ada yang cukup eksotis. Sistem ini diharap akan merevolusi pandangan ilmu pengetahuan tentang pembentukan planet.

Dua diantara kelompok astronom itu berasal dari A.S, Rachel Street dan Tim Lister. Street adalah mahasiswa pasca-sarjana di University of California, Santa Barbara dan Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGTN) di Santa Barbara. Lister adalah pimpinan proyek di LCOGTN.

Pemimpin tim, Don Pollaco dari Queen’s University, Belfast, Irlandia Utara, akan mengumumkan penemuannya pada pidato di pertemuan astronom nasional Royal Astronomical Society’s di Inggris pada hari rabu 2 April.

Kolaborasi internasional ini disebut “SuperWASP,” untuk Pencarian untuk Planet(Wide Area Search for Planets).


Teknik penemuan planet ini member informasi lebih tentang pembentukan dan evolusi planet daripada teknik gravitasi. Astronom mencari “transits,” momen dimana planet lewat didepan bintangnya, sama seperti gerhana di bumi.

Pada 6 bulan terakhir tim SuperWASP menggunakan 2 kamera di kepulauan Canary dan Afrika Selatan untuk menemukan 10 planet baru diluar tata surya.

Dengan teknik gravitasi, ilmuwan telah menemukan 270 planet diluar tata surya sejak awal 1990. Mereka mengukur gaya tarik gravitasi pada bintang yang berasal dari planet yang mengelilinginya. Ketika planet bergerak maka gaya tarik itu berubah. Tetapi hal ini baru dapat menemukan planet baru jika suatu bintang diamati dalam beberapa minggu atau bulan, sehingga kecepatan penemuannya lambat.

Teknik SuperWASP meliputi 2 set kamera yang mengamati kejadian transit dimana planet tepat berada didepan bintangnya sehingga memblok cahaya bintang yang mengakibatkan bintang tersebut terlihat dari bumi lebih pucat. Kamera SuperWASP bekerja sebagai robot, mengamati area luas dari langit pada sekali pandang. Setiap malam astronom menerima data tentang jutaan bintang. Mereka mencari data transit dan menemukan planet. Teknik transit juga memungkinkan ilmuwan untuk menyimpulkan ukuran dan massa planet.

Kolaborator dari seluruh dunia mengikuti setiap kemungkinan planet yang ditemukan SuperWASP dengan observasi lebih detil untuk mengkonfirmasi atau menolak penemuan tersebut.
Astronom yang bekerja di Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGTN) bekerjasama dengan UC Santa Barbara memakai teleskop robotik di Arizona, Hawaii, dan Australia. Teleskop tersebut menyediakan data berkualitas tinggi untuk dipilih untuk observasi lebih lanjut. Data ini bersama data dari Nordic Optical Telescope di La Palma, Spanyol; the Swiss Euler Telescope di Cili; dan the Observatoire de Haute Provence di Perancis Selatan; memberi konfirmasi akhir adanya penemuan baru.

Total 46 planet telah ditemukan terhadap bintang transitnya. Sejak dioperasikan tahun 2004, kamera SuperWASP telah menemukan 15 bintang dan merupakan survey transit tersukses di dunia.
Planet yang ditemukan SuperWASP bermassa diantara separuh sampai delapan kali massa planet terbesar di tata surya yaitu Jupiter.

Angka dari dunia baru ini cukup menakjubkan. Sebagai contoh satu tahun versi WASP-12b, adalah setara dengan sehari lebih sedikit waktu bumi. Planet ini sangat dekat dengan bintangnya sehingga suhu siang harinya dapat mencapai 2300 derajat Celsius.

Lister dan Street dari LCOGTN/UCSB sangat gembira dengan hasil ini. Street menggambarkan penemuan ini sebagai langkah maju yang sangat besar bagi bidangnya.
Lister mengatakan, “Banyaknya penemuan baru dari SuperWASP akan merevolusi pengertian kita tentang pembentukan planet. Jaringan teleskop fleksibel global milik LCOGTN memainkan peranan terpenting dari usaha dunia untuk mempelajari planet baru.”

Sumber : University of California - Santa Barbara

Analisis Inti Es Greenland Menunjukkan Perubahan Iklim yang Drastis

Informasi yang didapat dari inti es Greenland oleh sebuah tim saintis internasioanal yang menunjukkan bahwa dua suhu bagian besar belahan bumi utara meningkat ketika mendekati akhir zaman es 11.500 tahun yang lalu berhubungan dengan pergeseran dasar sirkulasi atmosfer.

Inti es menunjukkan bahwa bagian utara belahan bumi terbentuk secara singkat dari tahun es 14.700 tahun yang lalu dengan 22 derajat Fahreheit hanya dalam waktu 50 tahun, kemudian kembali ke kondisi es sebelum tiba-tiba memanas lagi kira-kira 11.700 tahun yang lalu. Dan secara mengejutkan bukti pusat es Greenland menunjukkan adanya “pengaturan” besar-besaran pada sirkulasi atmosfer di belahan bumi utara yang berhubungan dengan lonjakan temperatur, dimana setiap pengaturan memerlukan waktu satu atau dua tahun, sebut peneliti.

Penemuan baru diharapkan dapat membantu saintis mengembangkan permodelan komputer yang telah ada untuk memprediksi perubahan iklim yang akan datang akibat meningkatnya efek rumah kaca di atmosfer yang meningkatkan suhu global.

Tim menggunakan perubahan pada tingkat debu dan isotop air stabil dalam lapisan es tahunan sepanjang 2 mil dari pusat es Greenland, yang terbentuk dari lembaran-lembaran es dari tahun 1998 sampai dengan 2004, untuk menggambarkan temoeratur masa lalu dan turunya salju. Paper mereka dipublikasikan pada 19 juni oleh Science Express, versi online sains.

Inti es – dianalisa dengan mikroskop powerful – yang diambil sebagai bagian dari proyek inti es Greenland Utara oleh Dorthe Dahl-Jensen pimpinan proyek pusat es dan iklim dari Institut Neils Bohr Universitas Copenhagen. Studi termasuk 17 co investigator dari Eropa, satu dari Jepang dan dua dari USA-- Jim White dan Trevor Popp dari Universitas Colorado di Boulder.

“Kami telah menganalisa perubahan dari periode akhir glasial hingga periode pemanasan interglasial sekarang, dan perubahan iklim yang terjadi tiba-tiba, seperti ada seseorang yang menekan tombol,” kata Dahl- Jenson.

Menurut peneliti, periode peringatan keras pertama mulai dari 14.700 sampai 12.900 tahun yang lalu ketika kondisi super beku kembali sekitar 1.200 tahun sebelum permulaan kejadian hangat tajam. Dua kejadian ini menunjukkan kecepatan proses perubahan iklim alami yang belum ada sebelumnya di inti es, sebut White, direktur Institut CU-Boulder.

“Kita mulai memisahkan urutan perubahan iklim tiba-tiba ini,” sebut White, yang didanai oleh National Science Foundation's Office of Polar Programs. “Karena perubahan iklim yang cepat akan menantang masyarakat manapun bahkan yang paling modern dan mampu beradaptasi, maka mengetahui asal mula dan evolusi perubahan iklim merupakan pertanyaan iklim yang paling mendesak untuk dijawab.”

“Kedua kejadian dramatis itu dimulai dengan menurunnya deposisi debu Greenland, yang mengindikasikan suhu tropis lebih tinggi dan banyaknya hujan di gurun Asia,” tambah White. Tim percaya pemanasan tropis kuno membuat perubahan atmosfer di khatulistiwa, intensifnya badai laut pasifik, mencairnya es laut atlantis utara dan panas atmosfer di Greenland dan belahan bumi utara.

“Kami mengusulkan beberapa kejadian yang dimulai di dekat khatulistiwa dan menyebabkan perubahan laut dan atmosfer yang menunjukkan anatomi perubahan iklim tiba-tiba,” tulis pengarang. White memiripkan kejadian ini dengan pergeseran arus panas di Amerika Utara yang menyebabkan munculnya badai di sana.

“Kita tahu itu akan terjadi tapi tidak tau kapan. Pertanyaannya adalah dapatkah kita melihat gejalanya sebelum itu terjadi?. Jika tidak kita sama seperti meluncur cepat di jalan sempit dan berharap tak ada tikungan di depan”, tambah White. “Nah dengan catatan tahunan es ini kita dapat menunjukkan suhu dan tingkat penyerapan sebelumnya, isi atmosfer kuno dan bahkan bukti waktu dan besarnya badai, kebakaran dan letusan gunung berapi”.

Sumber : ScienceDaily

Ilmuan Memecahkan Misteri "Air Kaca"




Air mempunyai beberapa sifat yang luar biasa. Air adalah satu-satunya zat alami yang dapat ditemukan dalam tiga keadaan (padat, cair dan gas) dalam jarak suhu natural bumi. Bentuk padatnya kurang rapat daripada bentuk cairnya, itulah mengapa es mengapung. Air juga dapat menyerap panas dalam jumlah banyak, mempunyai tegangan permukaan yang tinggi dan tidak dapat dimampatkan.

Perbedaan air yang jarang diketahui, tetapi sangat menarik bagi kimiawan adalah kelakuan anehnya pada transisinya ke fase kaca. “Fase kaca” adalah bagian dari zat padat. Air kaca dan es misalnya mempunyai struktur kimia dan bentuk yang sama tetapi berbeda struktur. Es berbentuk kristal sedangkan “kaca” pendek dan tebal. Ketika air bertransisi ke fase kaca, air berlaku sangat aneh, sebuah fakta yang mencengangkan peneliti.

Profesor dari Arizona State University C. Austen Angell telah menemukan petunjuk penting yang menjelaskan kelakuan aneh air pada transisi kaca dan menambah informasi penting pada air di fase cair. Penelitiannya dipublikasikan pada jurnal Science edisi 1 Februari 2008. “Kita tahu banyak mengenai kaca yang membentuk silica, gula dan logam. Logam kaca kini digunakan sebagai bahan stik golf. Tetapi pentingnya air “kaca” dan peranannya dalam menjelaskan sifat air masih misteri” sebut Angell.

Banyak bentuk kaca mengalami kenaikan bertahap dalam kapasitas panas hingga titik transisi kunci dicapai. Pada titik suhu kaca ini materi akan melompat ke zona kapasitas panas yang dua kali lipat lebih tinggi dan berubah dai padat menjadi cairan viskositas tinggi. Hal ini muncul bahkan pada larutan dimana air adalah komponen utama. Pada air murni sesuatu yang berbeda terjadi. Ketika air kaca dingin dipanaskan, kapasitas panasnya tidak berubah hingga 136 K. kemudian pada 150 K air mengalami kristalisasi. Jika didekati dari arah lain, air juga menghasilkan efek aneh yang sama.

Angell ingin tahu apa yang berlangsung pada suhu 150-250 K. Dia menduga disitulah transisi kaca untuk air kaca terjadi. Dia memecahkan masalah dengan melihat perilaku air yang sangat dingin dan es kaca yang dikurung secara nano. Air nanoconfined adalah air yang dimasukkan ke pori dengan diameter 2 nm ( sekitar 5 kali skala ikatan kimia). Menggunakan sifat air pada fase ini dan mengkombinasikannya dengan sifat air yang disimpulkan dari hukum termodinamis, dia dapat memperkirakan kapasitas panas yang mungkin terjadi pada daerah itu dan memunculkan transisi koperatif untuk menjelaskan kelakuan aneh materi tersebut.

“Kapasitas panas air tiba-tiba menggila mendekati transisi ini dan sebelum tahu apa yang terjadi, air berkristalisasi. Salah satu trik untuk mengetahui apa yang terjadi adalah menaruh air dalam kurungan berukuran nano sehingga air tak bisa berkristalisasi. Kami menemukan kelakuan yang sama tapi tanpa data jarak .” sebut Angell

Menurut Angell, air tidak berperilaku seperti pembentuk kaca lainnya dan kurang memiliki karakteristik lompatan kapasitas panas ke fase kaca; tetapi karena banyaknya ikatan hidrogen air berlaku seperti fase kristalin, membuat terjadinya transisi order-disorder. Transisi ini menyerap semua kapasitas panas disekitar 220 K sehingga membuat transisi kaca pada 136 K tak begitu dramatis.

Ini juga memberi Angell ide untuk skenario baru untukmenjelaskan kelakuan aneh air super dingin, sesuatu yang sesuai dengan kelakuan yang teramati namun tak memerlukan titik kritis. “Saya ingin menemukan jawaban dari teka-teki apa yang terjadi pada suhu 150-250 K, dan saya bekerja dari fase kaca dan kurungan nano. Air dalam ukuran besar tak akan seperti itu. Tapi bagaimanapun inilah bagian penting dari keseluruhan dan mendukung kesimpulan yang kita dapat yaitu air memiliki termodinamis yang berbeda dari cairan pembentuk kaca lainnya.” jelas Angell

Sumber: Arizona State University

potensi jalan raya sebagai sumber energi



Jalan raya merupakan suatu tempat yang hanya digunakan sebagai tempat lalu lalang berbagai jenis kendaran, baik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor. permasalahan sekarang bangsa kita adalah krisis listrik, padahal Negara indonesia adalah negara yang dikenal kaya akan sumber energ. Terbukti dengan banyaknya material tambang energi yang dihasilkan dari tanah Indonesia, seperti: batubara, gas bumi, minyak bumi, dan lain-lain.

Ada suatu sumber yang tidak terpikirkan oleh kita, namun mungkin dibenak sebagian orang ide ini adalah ide yang cukup gila. Namun karena untuk memperdayakan potensi-potensi yang ada hal ini perlu diupayakan, disamping dengan isu energi dari tambang tersebut hampir mendekati kepunahan.

Nah, salah satu ide yang cukup gila tersebut adalah penggunaan jalan raya sebagai sumber energi. Jutaan energi gerak kendaraan di jalan raya atau TOL dengan kerapatan 10 detik/kendaraan perlu dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatannya adalah dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Roda Berjalan.